Minggu, 27 November 2011

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

NAMA                  :ENDANG SUTIAH
KELAS                    : GEOGRAFI B
NIM                       : 451408024
ANGKATAN        : 2008
PT                           : UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
999999.jpg 








SEMANGAT , IKLAS, GIGIH, DAN SABAR ADALAH KUNCI SUKSES




PRAKTIKUM KARTOGRAFI

ACARA 2 : skala, simbol, legenda, layout peta.











 












PROGRAM STUDI GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKADAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2009



BAB 1


1.  Maksud dan Tujuan
a. Maksud
        Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam membuat komponen  peta : skala, simbol, legenda, dan mampu membuat layout peta.
b. Tujuan
        Memahami arti dari pada skala , simbol, legenda dan mampu mambuat layout peta sesuai dengan kaidah kartografis.

2.       Alat dan Bahan
Ø  peta dasar
Ø  Peta tematik
Ø  Kertas gambar
Ø  Kertas grafik
Ø  pencil 2B
Ø  Pencil warna
Ø  mistar

3.      Prosedur Kerja
a)          Mempersiapkan peta dasar dan peta tematik.
b)          Mengamati dan menganalisis komponen peta : skala, simbol, legeda, dan    layout peta dasar dan peta tematik.
c)          Membaca dan membandingkan peta.
d)         Membuat dan mengklasifikasikan simbol

u       Menyiapkan peta RBI dan peta tematik.
u       Mengmati dan mengklasifikasikan simbol berdasarkan bentuk : titik,garis,                    area; dan berdasar kan sifatnya : objektif, abstak, dan huruf.
u       Mandeskripsikan informasi masing masing simbol berdasarkan                          legenda di peta.
e)          membuat contoh layout berdasarkan kaidah kartografis beserta penjelasannya.

4.      Landasan Teori

1)       Skala peta
  Peta merupakan kenampakan permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang jauh lebih kecil dari kenyataan. Perbandingan antara ukuran / besarnya kenampakan yang digambar dalam peta dengan kenampakan aslinya disebut skala peta. Skala peta adalah perbandin gan antara jarak yang memisahkan kedua titik di peta dengan jarak yang sebenarnya antara kedua titik yang sama di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama. Skala ini sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan.
  Angka perbandingan yang dinyatakan harus menggunakan satuan ukuran yang sama, misalnya cm, yard, inci, dan sebagainya. Jarak yang dimaksud di peta adalah jarak horisontal yaitu jarak yang diproyeksikan dari hasil penguk,uran lapangan.

2)      Simbol peta
  Pada peta terdapat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat tersebut adalah :
u   Simbol hendaknya mudah dibaca olweh pembaca serta diusahakan dibuat                            semenarik mungkin.
u   Sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum.
u   Mencerminkan data dengan teliti
u   bentuk seragam dalam suatu peta.
u   Bersifat umum.

Macam-macam simbol peta :
u Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya
            Bentuk-bentuk simbol yyang digunakan pada peta berbeda-beda ter4gantung dari jenis petanya. Kenampakan area misalnya raw, hutan, padang pasir, damn sebagainya.
a)     Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti        simbol kota, pertambangan, titik terianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan lautdan sebagainya.
b)    Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai,             batas wilayah, jalan, dan sebagainya.
c)     Simbol luasan (area), digunakan untuik menunjukan kenampakan area         misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagain

u Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya
a. Simbol yang bersirfat kualitatif
            Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang digambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah persebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.
b. Simbol yang bersifat kuantitatif
            Simbol ini  digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.

3)      Legenda atau keterangan
            Legenda pada peta menewrangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Leghenda itu harus dipahami oleh si pemb aca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakan di pojok kiri bawah peta. Selain legenda peta dapat juga diletakan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

4)      Layout peta
  Semua informasi yang diletakan pada peta harus diatur secara tepat diatas lembar peta sehingga dapat menjamin optimal dalam hal mudahnya dibaca dan kelihatan ekonomis. Layout peta berati menyusun penempatan-penempatan  dari pada peta judul, legenda, skala, sumber data, penerbit, no sheet, ma cam -macam proyeksi dan lain-lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam layout peta adalah:

1. Penulisan judul.
  Legemnda ini merupakan kunci dari pada peta. Jadi harus mengandung keterangan mengenai setiap simbol-simbol yang dipergunakan, baik simbol titik, gari, wilayah maupun simbol-simbol lain.disamping itu arti singkatan yang dipakai didalam peta harus dicantumkan pula.legenda diletakan dalam garis tepi dari peta dibagian pojok karena bagian bawah. Legenda simbol-simbol ditulis menurut kolom, dan legen da simbol wilayah dibuat dalam bentuk empat persegi panjang yang diobatasi oleh gari-garis. Simbolwilayah ditetapkan dalam ukuran yang ter batas baru kemusdian simbol-simbol konfensinil.

2. Orientasi
  Biasanya diletakan di tempat yang kosong dan dibuat tegak lurus keatas tepat dibawah judul. Sebenarnya posisi dari orientasi ini tidaklah harus dibawah judul, tetapi tergantung dari posisi peta maupun ruang yang memungkinkan, sehingga memberi kesan menarik dan harmonis. Bila telah ada grid-gridnya maka panah utara itu tidak perlu.
3. Legenda
  Legenda ini merupakan kunci dari pada peta. Jadi harus mengandung keterangan mengenai setiap simbol-simbol yang digunakan, baik simbol titik, garis, wilayah maupun simbol-simbol lai9n. Disamping itu arti singkatan yang dipakai di dalam peta yharus dicamtumkan pula. Legenda diletakan di dalam garis tepi dari peta dibagian pojok karena bagian bawah. Legenda simbl-simbol ditulis menurut kolom, dan legenda simbol wilayah dibuat dalam bentuk empat persegi panjang yang dibatasi oleh garis-garis. Simbol wilayah ditetapkan dalam ukuran yang teratas.baru kemudian simbol-simbol lain termasuk simbol  konvensionil.

4. Letak lintang dan bujur
            Letak lintang dan bujur ditulis di dalam garis tepi, antara garis tepi luar dengan garis tepi dalam. Penulisan letak lintang dan bujur dilikukan dengan tulisan tangan dan cukup kecil saja sesuai dengan ruangannya. Tanda-tanda koordinat lintang dan bujur ditambah dengan garis-garis pendek memotong peta  inset. Peta inset diletakan dibagian kanan bawah disebelah kana legenda. Didalam peta inset pun terdapat informasi tepi terutama mengenai skala, nama daerah, letak lintang bujur dan garis tepi.

5. Pencatatan sumber
  Catatan mengenai sumber data / informasi dibuat didalam lingkungan kerangka bingkai dengan menyebutkan nama sumber dan diletakan di bagian kiri bawah.

6. Garis tepi/ kerangka peta.
  Peta harus dibatasi dengan kerangka yang tegas, garisnya jangan terlalu tipis, berbentuk empat persegi panjang yang terdiri dari dua garis.

7. Penyusun /penggambar peta
  Untuk menunjukan siapa-siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan peta ditulis nama penyusun/ penggambar peta berikut tahun penggambarannya. Penyusun/ penggambar peta ditulis disebelah bawah luar bingkai peta.

5.      Hasil dan Pembahasan
            Pada praktuikum yang kami lakukan ,kami membandingkan antara peta timatik dan peta dasar (RBI)
.
Hasil pengamatan

è   Membaca peta

(a)      Peta Tematik ( Peta Kontur Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo )
·           di Pohuwato terdapat 3 HSA & KPA CA Panua
·           terdapat huidu (gunung) hijupu, diluanti, limupulu, nanas, olibale, botupadu,          langge, pani, milagolooyile.
·           Tedapat dutala (sungai) lobunga, mamuayo, pototio, bolatuta, balayo,         taludayumu, marisa, boludulunga, lobunga, hota, batudulanga, dan nangka.
·           Disekitar gunung pani terdapat daerah serapan dan bermuara di teluk tomini.

(b)     Peta Dasar ( Peta RBI Kecamatan Atinggola )
·          tedapat huidu tambilo
·          sepanjang jalan yang tidak jauh dari pantai terdapat permukiman dan tempat          ibadah seperti mesjid, dan greja.
·          Banyak pohon kelapa disekitar pantai
·          daerah serapan (sumber air) yang besar terdapat di sekitar butiya meango
è   Menentukan simbol
1)          Peta Tematik

(a)               Simbol peta tematik menurut sifatnya

No
Simbol
Objektif
Abstrak
Huruf
1
Daerah permukiman
_
_
2
Sungai
_
_
3
Kawasan suaka  alam
_
_
KAP CA
4
Hutan lindung
_
_
HL
5
Hutan produksi terbatas
_
_
HPT
6
Hutan produksi yang dapat dikonversi
_
_
HPK


(b)               Simbol peta tematik menurut bentuknya








 

No
Simbol
Titik
Garis
Area
1
Batas kabupaten
_
_.._.._
_
2
Ibu kota provinsi

_
_
3
Titik tinggi dan ketinggian
_
_
4
Jalan raya
_
_
5
Permukiman
_
_
6
Sungai
_






2)          Peta RBI

(a)               Simbol peta RBI menurut sifatnya
No
Simbol
Objektif
Abstrak
Huruf
1
Sungai


2
Daerah permukiman


3
Bangunan


4
Tempat ibadah


5
makam


6
Bangunan bersejarah


7
Kantor pemerintah


8
Tambang, sumur, bahan bakar


9
Pusat listrik


10
Sumber gas alam



(b)               Simbol peta RBI menurut bentuknya
No
Simbol
Titik
Garis
Area
1
Jalan arteri


2
permukiman


3
kebun


4
sawah


5
hutan


6
belukar


7
tegal


8
bangunan


9
jembatan


10
Jalan setapak



è   Membuat layout peta
1)         Layout peta tematik









3
 


4
 



5
 



6
 



7
 



8
 
 








1
2
 


Keterangan :
1.         peta
2.         arah utara
3.         judul peta
4.         skala peta
5.         sistem proyeksi
6.         keterangan
7.         sumber data
8.         pembuat peta

2)         Layout peta RBI







 


















Keterangan :
1)     peta
2)     judul
3)     skala
4)     inset
5)     sistem proyeksi
6)     pembuat
7)     keterangan peta
8)     keterangan riwayat
9)     petunjuk pembacaan koordinat geografi
10) petunjuk pembacaan koordinat UTM
11) pembagian daerah administrasi sulawesi utara
12) keterangan batas administrasi
13) skala batang
14) keterangan singkatan
15) keterangan arah
16) arah

Pembahasan

è Membaca peta
            Pada tahap awal dalam penggunaan peta, kami mencoba mengidentifikasi simbol,membaca apa arti simbol. Untuk itu kami dituntut untuk mengetahui terlebih dahulu bahasa peta, bahasa peta yang dimaksud adalah informasi tepi peta, meliputi judul, skala, orientasi, sumber pembuatan peta, proyeksi peta dan legenda. Jadi sebelum kami mengartikan simbol-simbol yang ada didalam peta. Kami mempelajari terlebih dahulu informasi-informasi tepi peta. Dengan demikian begitu melihat simbol didalam peta maka tidak ada keragu-raguan mengenai makna ataupun bentuk unsur lingkungan yang digambarkan.
            Seperti yang dilihat di hasil pengamatan, peta tematik lebih spesifik dari pada peta RBI karena peta tematik hanya berkisar pada satu tema saja, contoh peta yang kami amati yaitu peta kontu kabupaten pohuwato. Sedangkan peta dasar adalah peta yang bersifat umum dan lebih banyak informasi yang terkandung dalam peta dasar sebagai contoh peta dasar yang kami amati adalah peta RBI Atinggola

1.      Membaca peta tematik
            Dalam peta tematik dituliskan bahwa simbol, dan susunan layout yang terdapat didalamnya hanya sedikit maka informasi yang kami peroleh hanya sedikit pula, dan informasi di dalam peta yang kami baca yaitu tentang peta kontur kabupaten pohuwato, jadi informasi yang terdapat hanya informasi yang berhubungan dengan peta kontuu tersebut, informasi-informasi yang daa pada peta tersebut antara lain : ketinngian tempat, gunung, sungai. Sehingga kita dapat mendeskrifsikan dimana daerah yang menjadi daerah serapan air tanah dan mengalir dari sekitar pegunungan pani dan bermuara di teluk tomini.selain itu juga kami dapat mendeskripsikan bahwa di Pohuwato terdapat 3 HSA & KPA CA Panua. Dan masih banyak juga informasi-informasi yang lain menyangkut peta kontur.

2.      Membaca peta dasar (RBI)
            Peta dasar atau peta RBI menyimpan informasi yang mendetail, hal ini dapat dilihat dari sistematika layout dan simbol serta keterangan atau legenda pada peta tersebut. Informasi yang terapat di peta tersebut  antara lain tentang area permukiman, persawahan, semakn belukar, dan lain-lain. Sejanjutnya ada juga pebagian daerah administrasi, tempat-tempat ibadah, makam, pegunungan, sungai, pembangkit listrik, tambang, gas alam dan lain-lain. dengan demikian peta dasar mambahas seluruh fenomena yang ada di permukaan bumi.

è Menentukan simbol
            Simbol pada peta tematik lebih khusus, maksudnya simbol yang digunakan hanya bersangkutan dengan judul peta misalnya peta kontur kabupaten pohuwato, jadi yang dicantumkan hanya yang bersangkutan dengan peta kontur tersebut. Ada juga simbol-simbol area yang digunakan sebagai keterangan tempat.

            Simbol peta RBI menggambarkan rupa bumi, secara mendetail, sehingga simbol-simbol yang dicantumkan juga banyak. Dan mejelaskan semua area-area yang ada di dalam peta, misalnya area sawah, permukiman, semak belukar, hutan dan lain-lain.
1.      Simbol  peta tematik

u Simbol peta menurut sifat
·         Ojektif
            Simbol yang bersifat objektif yaitu simbol ditulis atau digambarkan sesuai dengan kenyataannya. Simbol objektif pada peta tematik yang kami amati salah satunya adalah sungai, karena simbolnya digambarkan sama seperti yang dipetakan.
·         Abstrak
            Simbol abstrak adalah simbol yang bersifat tidak nyata sehingga pada penulisannya hanya diwakili dengan lambang garis, kotak, dan lain-lain. Simbol abstrak yang terdapat di peta temati salah satunya yaitu daerah permukiman yang disimbolkan dengan persegi panjang berwarna orange.
·         Huruf
            Simbol huruf adalah simbol yang dituliskan menggunakan huruf untuk mewakili suatu kawasan tertentu. Pada peta tematik yang kami amati terdapat simbol huruf diantaranya : KAP CA (kawasan suaka alam), HL (hutan lindung), HPT (hutan produksi terbatas), HPK (hutan produksi yang dapat dikonversi).

u Simbol peta menurut bentuk
·         Titik
            Simbol titik yaitu simbol yang digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional.simbol titik yang terdapat pada peta tematik yang kami amati diantaranya simbol ibu kota provinsi dan titik tinggi dan ketinggian tempat.
·         Garis
            Simbol  garis adalah simbol yang digunakan untuk menyajikan data geografis. Contoh yang ada pada peta tematik hasil pengamatan kami yaitu :jalan raya dan sungai.
·         Area
            Simbol area digunakan untuk menunjukan kenampakan area . Yang terdapat pada peta tematik salah satunya adalah area permukiman.

2.       Simbol peta dasar

u simbol peta menurut sifat
·         Objektif
            Simbol objektif yang terdapat pada peta RBI diantaranya : sungai, tempat ibadah, makam, bangunan bersejarah, tambang,sumur, bahan bakar pusat listrik dan sumber gas alam.
·         Abstrak
            Simbol abstrak pada peta dasar atau peta RBI yang kami amati salah satunya yaitu  permukiman  karena hanya berbetuk persegi panjang untukn mewakili semua area permukiman.
·         Huruf
            Simbol huruf yang dimaksud sama dengan simbol hurf yang ada pada peta tematik, yaitu simbol yang dituliskan dengan huruf untuk mewakili suatu kawasan.

u simbol peta menurut bentuk
·         titik
            Simbol titik yang ada pada peta dasar yang kami amati diantaranya sebagian simbol yang bersifat objektif yaitu :tempat ibadah, makam, bangunan bersejarah, kantor pemerintah, tambang, sumur, bahan bakar, pusat listri, dan yang termasuk di simbol bersifat abstrak berbentuk titik yaitu bangunan.
·         Garis
            Simbol garis yang terdapat pada peta dasar sesuai yang kami amati diantaranya yaitu :sungai. Jalan arteri, jembatan, dan jalan setapak.
·         Area
            Simbol area yang terdapat pada peta dasar sangat banyak, diantaranya : permukiman(persegi panjang berwarna orange), kebun (hijau muda), sawah (biru muda), hutan (hijau tua), belukar (hijau), tegal (putih).

è Membuat layout

·         Layout peta tematik
            Dari hasil  praktikum yang kami lakukan dapat dilihat layout peta tematik sistematika layoutnya lebih sedikit dan tidak terdapat bagian penjelasan dibawah peta. Tetapi yang ada hanya dibagian sebelah kanan peta. Dalam peta tematik sistematikanya yaitu : peta, arah utara, judul peta, skala peta, sistem proyeksi, keterangan sumber data, pembuat peta.

·         layout peta dasar
            Peta dasar (RBI) lebih banyak dan keterangan peta sampai pada bagian bawah peta. Peta RBI bersifat umum, sehingga informasi yang ada pada peta RBI lebih banyak dibandingkan dengan peta tematik.sistematika peta RBI yaitu : peta, judul peta, skala peta, inset, sitem proyeksi, pembuat, keterangan peta, keterangan riwayat, petunjuk pembacaan koordinat georafi, petunjuk pembacaan koordinat UTM, pembagian daerah administrasi, keterangan batas administrasi, skala batang, keterangan singkatan, keterangan arah dan arah.
6.      Kesimpulan

              Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa peta tematik bersifat khusus, karena hanya menggambarkan informasi untuk tema tertentu yang terdapat di permukaan bumi. Informasi-informasi yang dihasilkan berbentuk kualitatif dan kuantitatif tentang kenampakan-kenampakan atau konsep yang spesifik yang ada hubungannya dengan detail topografi tertentu. Sedangkan peta RBI  bersifat umum dan informasi-informasi yang disajikan mencakup keseluruhan dan merupakan peta topografi yang memperlihatkan posisi horisontal serta vertikal dari unsur alami dan unsur buatan manusia dalam bentuk tertentu, dengan mamperlihatkan sitem proyeksi peta yang digunakan serta skala peta.

















KARTOGRAFI ACARA 3; MEMBACA PETA RBI

1.      Maksud dan Tujuan
a)           Maksud
        Memberi pengetahuan dasar dan skill dalam memahami dan membaca peta RBI dan peta tematik.
b)          Tujuan
        Memiliki pengetahuan dasar, serta melatih mahasiswa dalam membaca peta, menentukan kontur interval, dan interpolasi titik kontur.

2.      Alat dan bahan

u  peta RBI skala 1 : 50.000
u  pencil
u  mistar

3.      Prosedur kerja

Ø  menyiapkan peta RBI skala 1 : 50.000
Ø  Menentukan kontur interval  (interval coutour) peta RBI skala 1 : 50.000
Ø  mengiterpolasi titik kontur diantara dua garis kontur pada peta RBI

4.      Landasan teori
            Fungsi peta paling penting adalah menempatkan sesuatu fenomena geografis kedalam pandangan kita. Peta memiliki variasi ukuran, dari ukuran yang kecil sebesar perangko sampai peta-peta besar yang digantung didinding, baik yang digunakan oleh umum maupun yang oleh militer. Semua peta mempunyai fungsi dan sifatnya umum yaitu menambah pengetahuan dan pemahaman geografikal bagi si pengguna peta.
Peta dapat diartikan sebagai gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar yang diperkecil menggunakan skala tertentu.

a)            Peta RBI
            Peta rupa bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan kenampakan alamiah (natural freatures) dan kenampakan buatan manusia (man made freatures). Kenampakan ilmiah yang dimaksud misalnya sungai, bukit, lembah, danau, dan lain-lain. Sedangkan kenampakan buatan manusia misalnya jalan, kampung, permukiman, kantor, pasar, dan lain-lain. Peta rupa bumi antara lain berfungsi sebagai peta referensi atauv acuan pada peta dasar yaitu peta yang dipakai sebagai peta referensi atau acuan dan dasarb bagi pembuatan peta tematik.
            Peta RBI biasa disebut juga dengan peta topografi  atau peta dasar. Peta dasar adalah peeta yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lainnya. Untuk pembuatan peta tematik, peta dasar adalah peta yang berisi semua data-data tematis yang akan digambarkan. Pada hakekatnya peta dasar yang digunakan adalah peta topografio yang resmi dari suatu negara. Umumnya peta dasar tersebut dibuat berdasarkan survei lapangan atau cara lain yang biasa disebut fotogrametris. Peta yang dijadikan peta dasar akan ada perbedaan dalam proyeksi, skala ketelitian ataupun   waktu penerbitannya. Sehingga mutu peta dasar ini jelas merupakan hal yang cukup penting juga.
            Peta RBI biasanya digunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik, diperlukan data-data topografi dan dari peta itulah semua data-data tematis akan digambarkan. Biasanya jenis peta ini digunakan untuk keperluan peta tematik dalam memperhatikan batas-batas wilayah dengan sangat terperinci. Meskipun demikian, karena tergantung dari penggunaan selanjutnya, kadang-kadang peta ini di digeneralisasi dahulu sebelum digunakan sebagai peta dasar.
b)            Peta tematik
         Peta tematik (juga disebut juga sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan goegrafi (hutan, jalan, perbatasan administrasi) peta-peta tematimk lebih menekankan pariasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi goegrafis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fizikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.

c)             Garis kontur
         Salah satu cara untuk membuat peta garis tinggi (peta kontur) yaitu dengan cara menarik garis yang mempunyai ketinggian yang sama dari data penyebaran titik-titik ketinggian pada suatu daerah. Penyebaran titi-titik ketinggian tersebut diukur secara terestrial dengan mengikatkan salah satu titik ketinggian tertentu dan titik ketinggian tersebut dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut. Titik ketinggian tertentu tersebut dapat berupa titik trianggulasi, titik dasar teknik (TDT), titik puncak bukit, titik pada garis pantai sebagai titik nol (0 m) atau titik tertentu yang mempunyai nilai ketinggian.

         Dalam pelaksanaan pengukuran biasanya yang digunakan sebagai peta dasar untuk acuan ketinggian tempat adalah peta topografi atau peta rupa bumi. Karena kedua macam peta tersebut adalah peta yang lengkap yang memperlihatkan unsur-unsur alami dan unsur-unsur buatan manusia di atas permukaan bumi termasuk titik-titik ketinggian dan juga kontur-kontur dengan memperhitungkan skala peta yang digunakan. 
         Peta kontur adalah merupakan peta yang menggambarkan bentuk-bentuk medan/relief dari suatu wilayah yang digambarkan dengan garis yang mempunyai ketinggian yang sama (kontur). Karena kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dipermukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama, maka antara garis kontur yang satu dengan kontur yang lain tidak akan saling berpotongan.
         Dalam pembuatan peta kontur dapat dari data hasil pengukuran secara terestrial seperti dikemukakan di atas, tetapi juga dapat dilakukan dari hasil fotogrametris. Sebagai data dari praktikum acara ini adalah berupa penyebaran dari titik-titik ketinggian hasil pengukuran secara terestrial dan pola aliran sungai yang ada di wilayah tersebut. Sedang titik ketinggian sendiri adalah titik ketinggian dipermukaan bumi yang dihitung berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut. Sedangkan harga nol (awal) ketinggian permukaan laut dihitung atau dimulai dari titik atau garis rata-rata antara pasang tertinggi dan surut terendah permukaan air laut pada pantai setempat.
         Banyak cara untuk menentukan titik ketinggian suatu tempat antara lain dengan alat altimeter, GPS, mengukur langsung dengan alat theodolit dari titik nol di pantai atau menggunakan data yang sudah ada titik-titk ketinggiannya yaitu peta topografi atau peta rupa bumi. Titik ketinggian tempat yang ada pada peta ini berupa titik trianggulasi, puncak bukit atau puncak gunung, titik ketinggian tempat tertentu yang dianggap penting dan juga menggambarkan garis kontur. Dari titik ketinggian yang ada tersebut, dapat digunakan sebagai titik ikat awal dari pengukuran yang dilaksanakan.
         Disamping mengukur penyebaran titik-titik ketinggian tersebut, untuk membantu penarikan kontur perlu juga diukur atau dipetakan unsur-unsur alam (geografi) yang lain seperti pola aliran sungai, jalan, rawa dan lain-lain. Dari peta penyebaran titik-titik kontur dan unsur-unsur alam terutama pola aliran sungai di suatu wilayah sangat membantu arah penarikan kontur, karena bentuk relief atau bentuk medan ada kaitannya dengan pola aliran yang ada, dan terjadinya bentuk-bentuk relief atau bentuk medan yang ada salah satunya karena adanya kikisan air.
Dalam penarikan antara kontur yang satu dengan kontur yang lain didasarkan pada besarnya perbedaan ketinggian antara ke dua buah kontur yang berdekatan dan perbedaan ketinggian tersebut disebut dengan „interval kontur“ (contour interval). Untuk menentukan besarnya interval kontur tersebut ada rumus umum yang digunakan yaitu :
Ci =  x penyebut skala (dalam meter)
Contoh : Peta kontur yang dikehendaki skalanya 1 : 5.000, berarti interval
konturnya : 1/2000 x 5.000 (m) = 2,5 m.

         Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu dengan kontur yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m. Sedangkan untuk menentukan besaran angka kontur disesuaikan dengan ketinggian yang ada dan diambil angka yang utuh atau bulat, misalnya angka puluhan atau ratusan tergantung dari besarnya interval kontur yang dikehendaki. Misalnya interval kontur 2,5 m atau 5 m atau 25 m dan penyebaran titik ketinggian yang ada 74,35 sampai dengan 253,62 m, maka besarnya angka kontur untuk interval kontur 2,5 m maka besarnya garis kontur yang dibuat adalah : 75 m, 77,50 m, 80 m, 82,5 m, 85m, 87,5 m, 90 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 5 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 80 m, 85 m, 90 m , 95 m, 100 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 25 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 100 m, 125 m, 150 m, 175 m, 200 m dan seterusnya.
         Cara penarikan kontur dilakukan dengan cara perkiraan (interpolasi) antara besarnya nilai titik-titik ketinggian yang ada dengan besarnya nilai kontur yang ditarik, artinya antara dua titik ketinggian dapat dilewati beberapa kontur, tetapi dapat juga tidak ada kontur yang melewati dua titik ketinggian atau lebih. Jadi semakin besar perbedaan angka ketinggian antara dua buah titik ketinggian tersebut, maka semakin banyak dan rapat kontur yang melalui kedua titik tersebut, yang berarti daerah tersebut lerengnya terjal, sebaliknya semakin kecil perbedaan angka ketinggian antara dua buah titik ketinggian tersebut, maka semakin sedikit dan jarang kontur yang ada, berarti daerah tersebut lerengnya landai atau datar. Dengan demikian, dari peta kontur tersebut, kita dapat membaca bentuk medan (relief) dari daerah yang digambarkan dari kontur tersebut, apakah daerah tersebut berlereng terjal (berbukit, bergunung), bergelombang, landai atau datar.

5.      hasil dan pembahasan

(1)       hasil

a)          menentukan countur interval (Ci)
Ci =  x penyebut skala

Ci =   x 50.000

Ci =  25 m
b)          menentukan interpolasi (k)

dik : B             = 475 m
        C             = 500 m
        B-A         = 0,12 cm
          B-C       = 0,3 cm
           Ci         = 25 m
Dit : k.............?
           A............?
k  = x Ci
    =   x 25 m
    =  10 m

A  = B + k
     =  475 + 10
     =  485 m

jadi  nilai ketinggian yang belum diketahui (A) adalah 485 m















c). Layout peta kontur


 
























(2)       pembahasan
        Dari hasil praktikum yang kami lakukan ada dua tahap yaitu ; menentukan contour interval (Ci) dan menentukan interpolasinya.

1.          Menentukan Contour Interval (Ci)
       Dalam menentukan contour interval (Ci) pertama kali kita harus mengetahui skala peta tersebut. peta yang kami gunakan dalam praktikum yaitu peta rupa bumi indonesia Atinggola  berskala  1 : 50.000. setelah itu kita menentukan contour intervalnya dengan menggunakan rumus 1/2000 x penyebut skala, dalam hal ini penyebut skala yaitu 50.000 atau biasanya di sebut juga jarak yang sebenarnya. dan 1 sebagai perwakilan jarak sebenarnya dalam peta.

2.          Menentukan Interpolasi
        Interpolasi adalah mencari nilai titik yang belum diketahui nilainya, dalam melakukan praktikum tersebut kita butuh data yang akan di hitung, misalnya data pada lyaout di atas. Untuk mendapatkan data tersebut tahap Pertama kita harus mencari garis kontur yang ada di peta sebanyak 2 dan harus berdekatan setelah itu kita lihat ketiggianya yang menjadi titik B dan titik C , dan titik yang belum di ketahui nilainya kita simbolkan dengan A agar lebih memudahkan kita dalam melakukan perhitungan. Setelah di dapat garis kontur dan titik ketinggiannya maka kita tentukan interpolasinya.
        Cara menentukan interpolasi yaitu menghitung jarak  antara garis kontur B dengan garis kontur C menggunakan  penggaris atau mistar. setelah di dapat hasilnya kemudian di catat. Selanjutnya tentukan titik diantara garis 2 garis kontur tersebut, lalu apabila sudah di dapat hasilnya maka di hitung menggunakan rumus  k  = x Ci  seperti hasil perhitungan diatas. Dan selanjutnya setelah di dapat hasilnya maka cari titik yang belum diketahui dengan rumus  A   = B + k , apabila sudah di dapat hasilnya maka itulah  nilai titik ketinngian yang belum di ketahui.
Selanjutnya di buat layoutnya untuk mempermudah memahami peta kontur yang di ukur.








6.      kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam membaca peta kita harus tahu menentukan contour interval (Ci), sebelum itu kita harus tahu terlebih dahulu skala  petanya. Sehingga untuk membedakan antara peta tematik dan peta (RBI) akan menjadi semakin mudah dan informasi yang di dapat juga semakin akurat.















KARTOGRAFI ACARA 4; MEMPERKECIL DAN MEMPERBESAR PETA

1.                 Maksud dan Tujuan

a)        Maksud
            Memperoleh kemampuan dalam memperkecil dan memperbesar peta
b)        Tujuan
Mahasiswa dapat menggunakan  metode grid untuk memperbesar dan memperkecil peta, mengubah skala peta dengan cara memperbesar dan memperkecil peta, mapu membuat peta hasil perbesaran dan perkecilan peta.

2.                 Alat dan Bahan

u Alat tulis menulis (pensil 2, penghapus, raphidograf/sejenis)
u Kertas grafik / kertas militer
u Peta RBI
u Kertas kalkir
u Pencil warna

3.                 Prosedur kerja

Ø  menyiapkan peta RBI yang akan diperbesar dan diperkecil
Ø  menentukan daerah yang akan diperbesar dan diperkecil dengan luasan `   tertentu.
Ø  Daerah tersebut kemudian di grid dengan ukuran 1 cm x 1 cm,
Ø  jika peta ingin diperbesar 2 kali, maka buat grid di kertas grafik dengan      ukuran 2kali (2 cm x 2cm ), kemudian buat simbol horisontal mewakili    angka dan garis vertikal ( misal : garis horosontal mewakili angka dan         garis vertikal mewakili huruf, contoh 1A, 2B, dst.), dan sebaliknya jika         peta ingin diperkecil.
Ø  Semua objek yang tergambar disetiap grid yang dibuat digambar sesuai       dengan kedudukannya,
Ø  melakukan prosedur 5 sampai semua grid selesai.
Ø  Setelah selesai memindahkan kedalam kertas kalkir dengan   menggunakan raphidograf dan buat peta lengkap.

4.                 Landasan teori
Mengubah skala dengan memprrkecil dan memperbesar peta
untuk mengubah skala dengan memmperbesar dan memperkecil peta yaitu :
ü   sistem grid bujur sangkar
             Diatas peta yang akan diperbesar atau diperkecil skalanya dibuat grid bujur sangkar dengan ukuran tertentu. Kotak-kotak bujur sangkar  ini di dapat dari perpotongan garis-garis teratur dengan jarak tertentu dari dua arah vertikal dan horisontal. Kemudian kita siapkan jaring-jaring atau kotak bujur sangkar dengan ukuran yang lain ( untuk memperbesar peta kotak-kotak ini lebih besar, untuk memperkecil peta kotak-kotajk ini lebih kecil ), pada kertas atau media yang lain yang disiapkan untuk memindahkan gambar peta.
ü  Fotocopy
             Cara lain memperbesar dan memperkecil peta yaitu dengan cara fotocopy peta tersebut.  Bila anda ingin memperbesar peta, gunakanlah mesin fotocopy  yang dapat memperbesar peta. Begitu juga sebaliknya apabila anda ingin memperkecil peta yang anda buat maka gunakanlah mesin fotocopy   yang dapat memperkecil peta tersebut. Untuk peta yang menggunakan skala garis atau skala tongkat tidak jada masalah, karena panjang garis atau tongkat akan mengikuti perubahan. Peta dengan  skala angka harus diubah dulun skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.
ü  menggunakan alat pantograf
             Selain menggunakan  metode grid dan mesin fotocopy untuk memperbesar dan memperkecil peta kita dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta. Dengan menggunakan alat ini kita dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajar genjang. Tiga dari empat sisi jajar genjang (a, b, c ) menpunyai skala faktor yang sama. Skala pada tiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.

            Dengan menggunakan alat ini kita dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaranb genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.
Rumus yang digunakan:
Contoh: Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.
Diketahui: m = 1 (besar peta yang asli) M = 5 (besar peta yang akan dibuat)
Maka skala faktor = 1/5 x 500 = 100 .
            Setelah didapat besarnya skala faktor, lalu pantograf diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing lengan pantograf mempunyai skala faktor sama dengan 100.  
5.                 Hasil dan pembahasan
           
a)    Memperbesar peta
1. Peta asli berukuran 10cm x 12 cm, kita ubah menjadi peta berukuran 20cm x 24 cm. Artinya, panjang dan lebar peta diperbesar dua kali. Jika skala peta asli 1 : 50.000, skala peta yang baru 1 : 100.000.
2. Kita membuat petak-petak berukuran 1 cm x 1 cm menggunakan kertas kalkir untuk memjiplak pada peta asli maka lebar petak yang akan kita perbesaran menjadi dua kali yakni petak-petaknya menjadi 2 cm x 2 cm
3. Membuat petak-petak tersebut dengan baik melalui pembuatan garis yang tegak lurus dan mendatar harus tepat horizontal. Dan dipindahkan dalam kertas grafik.
4. Apabila petak-petak sudah dibuat maka langkah selanjutnya memberi nomor pada petask-petak seperti 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, dan seterusnya.
5.      memindahkan gambar dari yang asli ke yang baru. Semua lekuk-lekuk dan penempatannya harus tepat.
6.      Membuat layout hasil perbesaran peta.




b)    Memperkecil peta

Langkah memperkecil peta dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Peta asli berukuran 12 cm x  10 cm kita ubah menjadi peta baru yang berukuran 6 cm x 5 cm. Artinya, panjang dan lebar peta diperkecil dua kali sehingga peta baru berukuran dua kali lebih kecil. Jika skala peta asli 1 : 50.000, skala peta yang baru 1 : 100.000.
2.      membuat petak-petak berukuran 1 cm x 1cm menggunakan kertas kalkir ntuk memjiplak pada peta asli maka panjang dan lebar petak yang akan kita perkecil menjadi dua kali yakni petak-petaknya menjadi 0,5 cm x 0,5 cm.
3.      mengerjekan pembuatan petak-petak tersebut melalui pembuatan garis-garis tegak lurus dan yang mendatar harus benar-benar horizontal. Dan dipindahkan dalam kertas grafik.
4.      Apabila petak-petak sudah jadi, berilah setiap petak dengan nomor sesuai urut mulai dari pojok atas kiri dengan nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, dan seterusnya.
5.      Pindahkan gambar yang asli ke yang baru. Semua lekuk dan tempatnya harus tepat.
6.      membuat layout hasil perkecilan peta.

            Dari hasil praktikum yang telah di buat dalam layout perbesaran dan perkecilan peta, metode yang kami gunakan yaitu metode grid, awalnya metode ini di anggap susah oleh sebagian orang, tetapi setelah kami mencobanya, ternyata metode ini tidak begitu sulit, walaupun tidak begitu sulit tetapi dalam penggunaan metode ini membutuhkan keahlian atau kemampuan untuk menjiplak gambar yang  akan di buat  serupa dengan yang aslinya.
            Metode grid ini merupakan metode yang dapat di gunakan secara manual, dan merupakan cara yang paling sederhana dalam proses perbesaran dan perkecilan peta,  karena hanya membutuhkan keterampilan untuk menjipak gambar atau peta yang akan di perkecil dan  diperbesar. Dalam memperkecil peta dari ukuran 1x1 cm menjadi 0,5x0,5 cm. Sedangkan untuk memperbesar gambar peta menggunakan metode grid dari ukuran 1x1 cm menjadi 2x2 cm. Pada intinya dalam mengubah ukuran peta kita juga harus mengubah skala, skala di peta yang sebenarnya yaitu 1 : 50.000, jika kita akan memperkecil peta tersebut maka skala peta diubah menjadi 1 : 100.000, dan apabila kita akan memperbesar peta maka skala peta tersebut di ubah menjadi 1 : 25.000. hal ini di akibatkan oleh semakin besarnya skala maka tampilan gambar akan semakin kecil, dengan kata lain semakin besar ukuran peta maka semakin kecil skalanya.
            Dengan melakukan perkecilan dan perbesaran peta banyak keuntungan yang kita peroleh, salah satunya yaitu memiliki kemampuan atau skill dalam memperkecil dan memperbesar peta sesuai yang di inginkan, Dapat memberikan kemudahan dalam memahami peta, selain keuntungan yang kita dapatkan ada juga kerugian akibat adanya distorsi. Pada perbesaran peta sedapat mungkin dihindari karena distorsi yang akan terjadi lebih besar daripada proses perkecilan peta, hal semacam ini kumungkinan terjadi akibat pada perbesaran peta, lebih tidak detail dalam menggambar area-areanya, dan terkadang ada area yang terlewatkan karena pada peta tidak nampak secara jelas, berbeda dengan proses perkecilan peta, pada perkecilan peta dapat dilakukan dengan lebih teliti sehingga distori dari perkecilan peta dapat di minimalisir.




6.                 Kesimpulan

            Dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa memperkecil dan memperbesar peta menggunakan metode grid,dan alat-alat lainnya seperti mesin fotocopy, pantograf dan lain-lain. Metode grid ini merupakan metode yang dapat di gunakan secara manual, karena hanya membutuhkan keterampilan untuk menjipak gambar atau peta yang akan di perkecil dan  diperbesar.
            Pada perbesaran peta sedapat mungkin dihindari karena distorsi yang akan terjadi lebih besar daripada proses perkecilan peta, hal semacam ini kumungkinan terjadi akibat pada perbesaran peta, lebih tidak detail dalam menggambar area-areanya, dan terkadang ada area yang terlewatkan karena pada peta tidak nampak secara jelas.





















KARTOGRAFI ACARA 5 : REPRESENTASI PERMUKAAN BUMI (PROFIL PETA )



1.   Maksud dan Tujuan
a)        Maksud
mahasiswa dapat mewmbuat profil permukaan bumi, menggambar kenampakan 2 dimensi permukaan bumi yaitu horisontal dan fertikal dan mampu mengetahui perbedaan relief peta yang dibuat dengan menunjukan kenampakan 2 dimensi ketinggian yang beragam.

b)        Tujuan
mahasiswa memiliki keterampilan membuat profil permukan bumi dengan menggunakan peta rupa bumi.

2.   Alat dan bahan
·             alat tulis menulis (pencil 2b, penghapus, raphidograf / sejenis )
·             kertas grafik / kertas milimeter
·             peta RBI
·             Kertas kalkir
·             pencil warna

3.   Prosedur kerja
a)         pertama-tama menentukan lokasi atau daerah yang akan dibuat profilnya pada       peta RBI yang ada (diusahakan daerah yang memiliki beragam tophografi     atau relief).
b)         Setelah masing-masing praktikan telah diberikan lokasi kemudian buat        petanya,
c)         setelah peta selesai metarik garis melintang memotong garis kontur,
d)        kemudian memberi simbol dikedua ujung garis tersebut seperti A dan B,
e)         mengambil kertas grafik dengan lebar5 cm dan panjang sesuai dengan         panjang garis yang dibuat atau lebih,
f)           menempelkan kertas grafik tersebut dengan garis yang dibuat dengan        menggunakan pencil setiap gariois yang memotong garis kontur di kertas       grafik.
g)         Setiap tanda atau tiotik mewakili satu ketinggian,
h)         kemudian dibagian bawah peta dibuat garis horisontal sepanjang garis sayatan        yang kita buat tadi garis ini mewakili jarak (H) kemudian membuat garis    tegak lurus / vertikal (V) di ujung kiri garis horisontal tadi garis ini mewakili                        ketinggian.
i)           Setelah itu skala H : V nya, jika kita memakai H : V = 1 : 1 berarti setiap     kenaikan 1 mm mewakili 1 jarak hoerisontal kemudian kertas grafik yang    telah ditandai seperti poin 6 di sejajarkan dengan garis horisontal yang dibuat                                 kemudian dipindahkan setiap tanda yang ada pada garis horisohtal yang     dibuat.
j)           Terakhir tandai ketinggian pada garis vertikal dan setiap titik yang ada akan           terwakili satu ketinggian kemudian di hubungkan.

4.   Landasan teori
a)      Peta RBI
Peta rupa bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan kenampakan alamiah(natural freatures) dan kenampakan buatan manusia(man made freatures)kenampakan alamiah yang di maksud misalnya sungai, bukit, lembah, laut, danau, dan lain-lain. Sedangkan kenampakan buatan manusia jalan, kampong, permukiman, kantor, pasar dan lain-lain. Peta rupa bumi antara lain berfungsi sebagai peta referensi atau acuan dan peta dasar bagi pembuat peta tematik.

Peta RBI biasa disebut juga dengan peta topografi atau peat dasar. Peta dasar adalah peta yang di gunakan sebagai dasar pembuatan peta lainnya. Untuk pembuatan peta tematik, peta dasar adalah peta yang berisi semua data-data tematis yang digambarkan. Pada hakikatnya, peta dasar yang digunakan adalah peta topografi yang resmi dari suatu Negara  umunya peat dasar tersebut dibuat berdasarkan survey lapangan atau cara lain yang biasa di sebut fotogrametis. Peta yang di jadikan ppeta dasar aka nada perbedaan dalam proyeksi, skala, ketelitian ataupun waktu penerbiatnnya, sehingga mutu peta dasar ini jelas merupakan hal yang cukup penting juga.
Peta RBI ini biasanya di gunakan sebagai dasar pembuatan peta tematik, diperlukan data-data topogarfi dan dari peta itulah semua data-data tematis akan di gambarkan biasanya jenis peta ini di gunakan untuk keperluan peta tematik dalam memperlihatkan batas-batas wilayah dengan sangat terperinci, meskipun demikian, karena tergantung dan penggunaan selanjutnya, kadang-kadang peta ini di generalisasi dahulu, sebelumnya di gunakan segbagai peta dasar.

b)      Kontur
             Kontur adalah garis khayal yang menghubungan titik-titik yang berketinggian Sama dari permukaan laut, ada beberapa cara dalam melukiskan kontur yaitu cara Hacurs, cara kontur, dan shading, mungkin untuk lebih jelasnya, dapat di kupas di lain tulisan.
Kontur memiliki sifat-sifat yaitu antara lain:
Ø  Satu garis kontur mewakilli satu ketinggian tertentu.
Ø  Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
Ø  Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang
Ø  Kontur mempunyai interval tertentu.
Ø  Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/ terjal sebaliknya.
Ø  Rangkaian garis kontur  yang berbentuk huruf”u” menandakan pengguanaan gunung.
Ø  Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “v” terbalik menandakan suatu lembah/jurang.
Ø  Kontur yang rapat-rapat garisnya berarti daerah tersebut curam.
Ø  Kontur yang renggang garis-garisnya berart daerah tersebut landai
Ø  Kontur tidak pernah bercabang.
Ø  Pada jalan lurus dan menurrun, maka cembung kearah turun.
Ø  Pada sungai yang lurus dan menurun, maka kontur cekung kearah turun.
Ø  Kontur tidak memotong bangunan atau melewati ruangan di dalam bangunan.
Dalam penarikan antara kontur yang satu dengan kontur yang lain di dasarkan pada besarnya perbedaan dan ketinggian tersebut disebut interval kontur. Untuk menentukan besarnya interval kontur tersebut ada rumus umum yang di gunakan yaitu:
Interval kontur=1/2000 x penyebut skala (dalam meter)
Cara penarikan kontur di lakukan dengan cara perkiraan (interpolasi) antara besarnya nilai titik ke tinggian yang ada dengan besarnya nilai kontur yang di tari, artinya antara dua titik ketinggian dapat melewati beberapa kontur, tetapi dapat juga tidak ada kontur yang melewati dua titik ketinggian tersebut, maka semakin banyak dan rapat kontur yang melalui kedua titik tersebut, yang beraarti daerah tersebut lerengnya terjal. Sebaliknya semakin kecil perbedaan angka ketinggian antara dua buah titik ketinggian  tersebut. Maka semakin sedikit dan jarang kontur yang ada, yang berarti daerah tersebut lerengnya landai atau datar. Dengan demikian, dari data peta kontur tersebut. Kita dapat membaca bentuk medan releief dari daerah yang di gambarkan dari kontur tersebut, apakah daerah tersebut berlerang terjal (berbukit, bergunung, brgelombang, landai, atau datar).

Garis Kontur
Salah satu unsure terpenting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinnggian suatu tempat pada peta topogarfi,  umumnya di gunakan garis kontur.
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horizontal. Garis kontur +25 cm, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama +25 cm terhadap referensi tertentu.
Garis kontur dapat di bentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi kebidang mendatar peta karena peta umumnya di buat dengan skala tertentu. Maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecelin sesuai skala peta.
Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur pada peta, maka dapat di ketahui bentuk ketinggian permukaan tanah, yang selanjutnya , dengan bantuan tentang bumi lainnya.

            Interval kontur dan indeks kontur
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang datar yang berdekatan.

Pada suatu peta topogarfi interval kontur di buat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, menjadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur yang penyajiannya di tonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu, rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu topografi adalah 1:25/ jumlah cm dalam 1 km.

            Profil peta
Profil peta adalah gambaran kenampakan suatu daerah di potong secara vertical oleh bidang tegak lurus terhadap permukaannya.
Hubungan kenampakan kontur dipeta denagn di permukaan bumi sebenarnya semakin rapat garis antar kontur maka kemiringan lereng sebenarnnya semakin terjal, sebaliknya semakin jarang garis antar kontur maka kemiringan lereng semakin landai.

            Menggambar penampang peta
Penggambaran penampang melintang (cross section)dari rute perjalanaan mempunyai manfaat yang cukup besar, terutama untuk daerah yang belum pernah di kunjungi.
Penggambaran penampang melintang bertujuan untuk memperlihatkan bentuk topografi dalam tiap segmen, segmen disini diartikan sebagai titik ketinggian dan jarak. Pada ketinggian berapa keadaan topografi belerang landai, terjal sampai sangat terjal dan beberapa derajat kemiringan lereng tiap segmen adalah salah satu contoh yang bisa di ketahui dari penampang menghitung hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggambar penampang adalah:
Ø  Skala peta, semakin skala peta yang di gunakan(angka penyebut skala besar), detil relif yang di tampilkan semakin kurang dalam artian banyak kenampakan yang telah mengalami generalisasi.
Ø  Skala vertical, (ketinggian) dan horizontal (jarak sebenarnya) harus benar-benar proposional guna mendapatkan penampang yang ideal.
Ø  Tidak boleh mnengabaikan setiap detail medan, seperti adanya lembah, sungai, sadel, puncak bukit/gunung.
Metode penggambaran:
Ø  Tarik transis yang di kehendaki diatas peta, bisa berupa garis lurus maupun mengikuti rute perjalanan
Ø  Beri tanda (huruf atau angka) pada titik awal  dan akhir
Ø  Buat grafik pada milimiter blok, untuk sumbu X di pakai skala horizontal dan sumbu Y skala vertical.
Ø  Ukur pada peta jarak sebenarnya (jarak pada peta X angka penyebut skala peta ) dan ketinggian (beda tinggi ) pada jarak yang di ukur tadi.
Ø  Pindahkan setiap angka beda tinggi dan jarak sebenarnya tadi, sebanyak banyak pada garfik
Ø  Hubungkan setiap titik pada grafik

5.   Hasil dan pembahasan
(1)      hasil

Dik : skala peta : 50.000
          A-B = 2,5
Ci =  25 m = 2500 cm
Penyelesaian :
H:V=  x A-B

H:V =   x 2,5 cm
H:V  = 0,05 cm  x 2,5 cm
H:V = 0,125 cm dibulatkan 0,1 cm
H:V = 0,1 x 4
H:V = 0,4 cm
catatan :
           Untuk memperjelas gambar di ketas grafik dan mempermudah dalam menarik garis lurus pada grafik maka H:V dikalikan dengan 4.

(2)Grafik













(3) pembahasan
            Dari  hasil praktikum yang kami lakukan, pertama yaitu dalam menentukan lokasi yang akan di buat profil, dalam menentukan lokasi ini kami di bagi kelompok , 4 orang per kelompok, guna mempercepat praktikum. Dalam menentukan lokasi ini kami memilih lokasi yang memiliki daerah kontur yang agak lebar jaraknya, hal ini dilakukan untuk mempermudah membuat profilnya.  Langkah  kedua yaitu membuat peta pada kertas kalkir, dalam hal ini metode yang dilakukan hampir sama seperti metode grid, tetapi pada metode penjiplakan ini  tidak di buatkan dalam kotak-kotak.                Langkah ketiga yaitu menarik garis melin tang memotong garis kontur, dalam pemotongan garis kontur ini dilakukan secara melintang dan usahakan bahkan diharuskan sesuai dengan arah utara, sehingga dalam pembuatan profil kita dapat mendeskipsikan bentuk tophografi yang sebenarnya. Keempat memberi simbol dikedua ujung garis tersebut sepetib A dan B. hal ini dilakukkan bertujuan untuk dapat memperoleh jarak antara Adan B. kemudian langkah kelima mengambil kertas grafik yang lebarnya sesuai dengan gambar tersebut.alangkah baiknya lebih lebar dari ukuran gambar, agar sisa ruang yang kosong pada kertas grafik dapat dipakai untuk menuliskan keterangan.sejanjutnya langkah keenam menempelkan kertas grafik pada garis A-B yang telah dibuat,untuk lebih memudahkan kita, kertas grafik dilipat dua, agar pada saat menggambar peta, dapat terlihat rapi dan jelas, selanjutnya mengkur jarak A-B, dalam pengukuran ini di dapat hasilnya yaitu 2,5 cm.
            Langkah ketujuh membuat titik, setiap titik mewakili satu ketinngian tapi pembuatan titik harus pada garis sayatan tersebut. Kemudain langkah kedelapan yaitu membuat garis horisontal sepanjang garis sayatan yang kita buat tadi garis ini mewakili jarak (H) kemudian membuat garis tegak lurus / vertikal (V) di ujung kiri garis horisontal tadi garis ini mewakili ketinggian. Langkah selanjutnya yang kesembilan yaitu  skala  H : V = 4 : 4 berarti setiap kenaikan  4 mm mewakili 4 jarak horisontal kemudian kertas grafik yang telah ditandai seperti poin 6 di sejajarkan dengan garis horisontal yang dibuat kemudian dipindahkan setiap tanda yang ada pada garis horisohtal yang dibuat. Selanjutnya langkah yang kesepuluh memberi titik pada setiap ketinggiannya, kemudian menghubungkan titik-titik tersebut.
Pada grafik yang kami buat bentuk grafiknya tidak terlalu terjal.























6.   Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa  kegunaan profil peta yaitu menampakan suatu daerah dengan cara di potong secara vertical oleh bidang tegak lurus terhadap permukaannya. Dalam hal ini garis kontor menjadi titik acuan utama dalam pembuatan profil.
            Semakin sempit jarak garis kontur pada peta yang telah dibuat profil dalam grafik, maka semakin  terjal permukaan gambar yang menunjukan keadaan bumi sebenarnya. begitu   sebaliknya semakin jarang jarak garis kontur pada  peta meyatakan semakin landai permukaan bumi pada kenyataannya.